e-MoHolic

Bookmark and Share

e-MoHolic


Go Green: Sulap Pallet Kayu Jadi Barang Berguna

Posted: 15 Apr 2014 05:27 AM PDT



Pasti tau pallet kan? Yang biasa buat dipake alas barang / produk dipabrik terbuat dari kayu / plastik. Nah alat ini biasanya dipakai biar mudah diangkat sama petugas forklift / handlift buat dipindahin ke tempat tertentu. Buat yang masih bingung ini dia:


WADAH: 






KASUR: 






KURSI: 





MEJA: 








AYUNAN: 




 GANTUNGAN: 




PAS BUNGA: 



Via Top Dreamer

Mengenal Suku-Suku Di Papua

Posted: 15 Apr 2014 05:23 AM PDT

Diyakini bahwa manusia pertama kali bermigrasi ke pulau Papua lebih dari 45.000 tahun yang lalu. Saat ini populasi suku-suku di papua lebih dari 3 juta orang, dan setengah dari populasi, tinggal di dataran tinggi. Beberapa komunitas ini telah terlibat dalam konflik suku skala rendah dengan tetangga mereka selama ribuan tahun.

Suku Huli:



Suku-suku tersebut berebut lahan, babi dan perempuan. Upaya-upaya besar dilakukan untuk mengesankan dan menakuti musuh. Suku terbesar, wigmen Huli, melukis wajah mereka dengan warna kuning, merah dan putih serta terkenal karena tradisi mereka membuat wig hias dari rambut mereka sendiri. Kapak dengan cakar sebagai pelengkap agar memberi efek menakutkan.

Suku Asaro:


Sejumlah suku yang berbeda telah hidup tersebar di dataran tinggi selama 1000 tahun, di klan agraria yang kecil, terisolasi oleh medan yang keras dan terbagi dengan bahasa, adat dan tradisi. Suku lumpur Asaro (Asaro Mudmen) yang legendaris pertama kali bertemu dengan dunia Barat pada pertengahan abad ke-20.

Legenda mengatakan bahwa Mudmen terpaksa mengungsi dari musuh ke Sungai Asaro di mana mereka menunggu sampai senja untuk melarikan diri. Musuh yang melihat mereka bangkit dari tepi-tepi sungai dengan tertutup lumpur berpikir bahwa mereka roh. Asaro masih menerapkan lumpur dan masker untuk menjaga ilusi hidup dan menakut-nakuti suku lainnya.

Suku Kalam:


Bagian timur pulau Papua memperoleh kemerdekaan penuh dari Australia pada tahun 1975, dan lahirlah negara Papua Nugini.

Para pendatang asing pertama terkesan saat menemukan lembah kebun yang direncanakan dengan hati-hati dan saluran irigasi. Para wanita dari suku-suku adalah petani biasa. Para pria berburu dan melawan suku-suku lain untuk babi dan perempuan. Upaya besar dilakukan untuk mengesankan musuh dengan topeng menakutkan, wig dan cat.

Suku Goroka:


Quote:Penduduk pribumi pulau terbesar kedua di dunia ini adalah salah satu yang paling heterogen di dunia. medan yang keras dan perang antar suku sepanjang sejarah mereka telah menyebabkan isolasi desa dan proliferasi bahasa yang berbeda.

Mereka hidup sederhana di desa-desa mereka. Para penduduk memiliki banyak makanan yang baik , keluarga dan menghormati keajaiban alam. Mereka hidup dengan berburu, mengumpulkan tanaman dan menanam tanaman. Perang suku adalah hal biasa.

Spoiler for Suku Dani:

Lembah Baliem terletak 1600 meter di atas permukaan laut di tengah-tengah pegunungan Jayawijaya Papua Indonesia. Suku Dani tinggal di lembah yang sebenarnya . Mereka adalah petani dan menggunakan sistem irigasi yang efisien. Temuan arkeologis membuktikan bahwa lembah telah di cocok tanami selama 9.000 tahun.

Suku Dani sering harus berjuang untuk wilayah mereka terhadap desa-desa yang berbeda atau suku-suku lainnya. Itulah sebabnya mereka disebut paling ditakuti dari seluruh suku pemburu kepala Papua, meskipun suku Dani tidak memakan musuh-musuh mereka, seperti kebanyakan suku-suku Papua lainnya lakukan.

Suku Yali:


Salah satu suku yang mendiami wilayah Lembah Baliem, di tengah-tengah pegunungan Jayawijaya Papua Indonesia, adalah Yali. Mereka hidup di hutan-hutan perawan dataran tinggi. Yali secara resmi diakui sebagai pigmi, karena rata-rata tinggi laki-laki nya hanya 150 cm .

Suku-suku Papua, yang berbeda dalam penampilan dan bahasa, memiliki cara hidup yang garis besarnya sama. Mereka semua poligamis dan melakukan ritual untuk acara-acara penting di mana pertukaran timbal balik hadiah wajib dilakukan. Koteka, penis labu, adalah bagian dari pakaian tradisional digunakan untuk membedakan identitas kesukuan.

Suku Korowai:


Selatan pegunungan Jayawijaya Papua Indonesia terdapat area luas dari dataran rendah. Daerah ini mengakomodasi segudang sungai membentuk rawa, lahan basah dan hutan mangrove. Ini adalah habitat dari Korowai, suku yang sampai awal 1970-an , percaya bahwa mereka adalah satu-satunya manusia di bumi.

Korowai adalah salah satu dari sedikit suku Papua yang tidak mengenakan Koteka. Sebaliknya, pria ' menyembunyikan' penis mereka di scrotums mereka, dimana daun kemudian diikat erat . Mereka adalah pemburu-pengumpul, yang tinggal di rumah pohon. Mereka mematuhi separatisme yang ketat antara pria dan wanita.

Suku Dani:


Suku Dani adalah salah satu dari sekian banyak suku bangsa yang terdapat atau bermukim atau mendiami wilayah Pegunungan Tengah, Papua, Indonesia dan mendiami keseluruhan Kabupaten Jayawijaya serta sebagian kabupaten Puncak Jaya.

Mereka mendiami satu wilayah di Lembah Baliem yang dikenal sejak ratusan tahun lalu sebagai petani yang terampil dan telah menggunakan alat/perkakas yang pada awal mula ditemukan diketahui telah mengenal teknologi penggunaan kapak batu, pisau yang dibuat dari tulang binatang, bambu dan juga tombak yang dibuat menggunakan kayu galian yang terkenal sangat kuat dan berat. Suku Dani masih banyak mengenakan ''koteka'' (penutup kemaluan pria) yang terbuat dari kunden/labu kuning dan para wanita menggunakan pakaian wah berasal dari rumput/serat dan tinggal di "honai-honai" (gubuk yang beratapkan jerami/ilalang). Upacara-upacara besar dan keagamaan, perang suku masih dilaksanakan (walaupun tidak sebesar sebelumnya).

Suku Dani Papua pertama kali diketahui di Lembah Baliem diperkirakan sekitar ratusan tahun yang lalu. Banyak eksplorasi di dataran tinggi pedalaman Papua yang dilakukan. Salah satu diantaranya yang pertama adalah Ekspedisi Lorentz pada tahun 1909-1910 (Belanda), tetapi mereka tidak beroperasi di Lembah Baliem.

Kemudian penyidik asal Amerika Serikat yang bernama Richard Archold anggota timnya adalah orang pertama yang mengadakan kontak dengan penduduk asli yang belum pernah mengadakan kontak dengan negara lain sebelumnya. Ini terjadi pada tahun 1935. kemudian juga telah diketahui bahwa penduduk Suku Dani adalah para petani yang terampil dengan menggunakan kapak batu, alat pengikis, pisau yang terbuat dari tulang binatang, bambu atau tombak kayu dan tongkat galian. Pengaruh Eropa dibawa ke para misionaris yang membangun pusat Misi Protestan di Hetegima sekitar tahun 1955. Kemudian setelah bangsa Belanda mendirikan kota Wamena maka agama Katholik mulai berdatangan.

Suku Bauzi:


Suku Bauzi atau orang Baudi merupakan satu dari sekitar 260-an suku asli yang kini mendiami Tanah Papua. Oleh lembaga misi dan bahasa Amerika Serikat bernama Summer Institute of Linguistics (SIL), suku ini dimasukan dalam daftar 14 suku paling terasing. Badan Pusat Statistik (BPS) Papua pun tak ketinggalan memasukan suku Bauzi kedalam daftar 20-an suku terasing yang telah teridentifikasi. Bagaimana tidak, luasnya hutan belantara, pegunungan, lembah, rawa hingga sungai-sungai besar yang berkelok-kelok di sekitar kawasan Mamberamo telah membuat suku ini nyaris tak bersentuhan langsung dengan peradaban modern. Kehidupan keseharian suku ini masih dijalani secara tradisonal.

Sebagai suku yang menempati kawasan terisolir, sebagian lelaki Bauzi masih mengenakan cawat. Ini berupa selembar daun atau kulit pohon yang telah dikeringkan lalu diikat dengan tali pada ujung alat kelamin. Mereka juga memasang hiasan berupa tulang pada lubang hidung. Sedangkan para wanita mengenakan selembar daun atau kulit kayu yang diikat dengan tali di pinggang untuk menutupi auratnya. Tapi tidak mengenakan penutup dada. Pada acara pesta adat dan penyambutan tamu, kaum lelaki dewasa akan mengenakan hiasan di kepala dari bulu kasuari dan mengoles tubuh dengan air sagu. Sebagian besar suku ini masih hidup pada taraf meramu, berburu dan semi nomaden (berpindah-pindah). Karena itu, mereka membuat sejumlah peralatan seperti, panah, tombak, parang, pisau belati, dan lain-lain untuk berburu.

Mereka berburu binatang hutan seperti babi, kasuari, kus-kus dan burung. Buruan itu dimasak dengan cara dibakar atau bakar batu. Selain itu, Suku Bauzi juga menokok sagu sebagai makanan pokok dan menanam umbi-umbian. Namun jarang mengkonsumsi sayur-sayuran. Itulah sebabnya pada anak-anak balita, ibu hamil dan ibu menyusui dari suku ini sering mengalami gejala kurang gizi dan animea. Meski terbatas, mereka juga memiliki pengetahuan mengenai cara pengobatan alami dengan memanfaatkan tumbuh-tumbuhan hutan (etno-medicine). Suku Bauzi sejak awal hidup secara nomaden, menyesuaikan diri dengan kebutuhan makanan dan kenyamanan suatu wilayah. Mereka membangun bifak di pinggiran sungai dan hutan agar membantu proses perburuan, meramu atau berkebun.

Hanya saja, mereka tidak mengenal cara bercocok tanam yang baik. Dengan bantuan para misionaris, suku ini bisa sedikit mengenal cara-cara berkebun. Pada perkampungan kecil tempat bermukim, mereka membangun rumah-rumah gubuk berdinding kulit kayu dan beratap daun rumbia (daun sagu) atau kulit pohon. Tempat hunian itu dibuat berbentuk rumah panggung. Hingga kini mereka masih membangun rumah seperti itu. Karena tergolong suku terasing, sebagian besar suku Bauzi belum bisa berbahasa Melayu (Indonesia), termasuk tidak bisa baca tulis dan berhitung. Mereka hanya berkomunikasi secara lisan dengan menggunakan bahasa lokal.

Suku Asmat:


Suku Asmat adalah nama dari sebuah suku terbesar dan paling terkenal di antara sekian banyak suku yang ada di Papua, Irian Jaya, Indonesia. Salah satu hal yang membuat suku asmat cukup dikenal adalah hasil ukiran kayu tradisional yang sangat khas. Beberapa ornamen / motif yang seringkali digunakan dan menjadi tema utama dalam proses pemahatan patung yang dilakukan oleh penduduk suku asmat adalah mengambil tema nenek moyang dari suku mereka, yang biasa disebut mbis. Namun tak berhenti sampai disitu, seringkali juga ditemui ornamen / motif lain yang menyerupai perahu atau wuramon, yang mereka percayai sebagai simbol perahu arwah yang membawa nenek moyang mereka di alam kematian. Bagi penduduk asli suku asmat, seni ukir kayu lebih merupakan sebuah perwujudan dari cara mereka dalam melakukan ritual untuk mengenang arwah para leluhurnya.


Suku asmat tersebar dan mendiami wilayah disekitar pantai laut arafuru dan pegunungan jayawijaya, dengan medan yang lumayan berat mengingat daerah yang ditempati adalah hutan belantara, dalam kehidupan suku Asmat, batu yang biasa kita lihat dijalanan ternyata sangat berharga bagi mereka. Bahkan, batu-batu itu bisa dijadikan sebagai mas kimpoi. Semua itu disebabkan karena tempat tinggal suku Asmat yang membetuk rawa-rawa sehingga sangat sulit menemukan batu-batu jalanan yang sangat berguna bagi mereka untuk membuat kapak, palu, dan sebagainya.

Ada banyak pertentangan di antara desa berbeda Asmat. Yang paling mengerikan adalah cara yang dipakai Suku Asmat untuk membunuh musuhnya. Ketika musuh dibunuh, mayatnya dibawa ke kampung, kemudian dipotong dan dibagikan kepada seluruh penduduk untuk dimakan bersama. Mereka menyanyikan lagu kematian dan memenggalkan kepalanya. Otaknya dibungkus daun sago yang dipanggang dan dimakan. Namun hal ini sudah jarang terjadi bahkan hilang resmi dari ingatan.

Sekarang biasanya, kira-kira 100 sampai 1000 orang hidup di satu kampung. Setiap kampung punya satu rumah Bujang dan banyak rumah keluarga. Rumah Bujang dipakai untuk upacara adat dan upacara keagamaan. Rumah keluarga dihuni oleh dua sampai tiga keluarga, yang mempunyai kamar mandi dan dapur sendiri. Hari ini, ada kira-kira 70.000 orang Asmat hidup di Indonesia. Mayoritas anak-anak Asmat sedang bersekolah.

Suku Muyu:


Suku Muyu adalah suku asli Papua yang hidup dan berkembang di Kabupaten Boven Digoel, Papua. Nenek moyang suku Muyu jaman dulu, tinggal di daerah sekitar sungai Muyu yang terletak di sebelah Timur laut Merauke. Tersebar di beberapa desa. Oleh beberapa anthropologist, Suku Muyu disebut "primitive capitalists".

Suku Muyu dianggap sebagai suku pedalaman yang paling pintar. Orang Suku Muyu menduduki mayoritas posisi penting dalam struktur birokrasi Boven Digoel. Dari lebih kurang 1.800 pegawai negeri sipil, sekitar 45 persennya dari Suku Muyu. Beberapa menjadi bupati. Mereka hemat, bekerja lebih keras dibandingkan suku lain dan sangat menghargai pendidikan. Orang Muyu juga menyebut dirinya sendiri dengan istilah Kati yang artinya "manusia yang sesungguhnya".


Daerah Suku Muyu merupakan wilayah perbukitan dengan banyak batuan kerikil. Kampung Ikcan di bagian utara dan Kampung Sesnuk pada bagian selatan telah membatasi wilayah ini. Di bagian timur ada wilayah PNG dan kampung Kunggembit. Di barat dibatasi oleh Sungai Kao. Sungai Kao adalah wilayah Suku Mandobo. Secara kepemilikan, sebagian besar tanah di Wilayah Muyu adalah milik Mandobo, misalnya di Distrik Mindiptanah. Jumlah penduduknya menurut data Distrik Mindiptanah dan Waropko, kurang lebih 10.000 jiwa.

Bagi orang Muyu, keluarga merupakan unit sosial dan ekonomi yang paling penting. Dengan sistem kekerabatan berupa keluarga inti yang terdiri dari seorang laki-laki dengan satu atau beberapa istri beserta anak. Orang Muyu menunjukkan peran penting keluarga inti dari berbagai bentuk kehidupan, terutama persoalan rumah dan penguasaan tanah juga harta.

Mereka tinggal di rumah panggung yang terbuat dari kayu dan daun nibung. Orang Muyu hidup dengan berburu, memelihara babi dan berkebun. Suku Muyu percaya adanya kekuatan mistis paling tinggi yang menciptakan hewan, tanaman, dan sungai-sungai. Mereka juga percaya bahwa arwah orang mati masih mengadakan kontak dengan orang yang masih hidup .

Suku Muyu memiliki ilmu pengetahuan tentang bilangan denagn bentuk alat bayar yang namanya Ot. biasanya digunakan sebagai mas kimpoi dan barang tukar dalam upacara pesta babi. Pesta babi digelar untuk mencari Ot sebagai hadiah imbalan dari tamu-tamu yang datang. Barang-barang hasil bumi maupun kapak dan panah diperjualbelikan dengan Ot. Sistem ekonomi ini cukup maju yang akhirnya memotivasi tindakan mereka.

Dalam berdangang sistem barter dalam suku Muyu adalah hal yang unik dan efektif hingga kekinian. Dengan bertukar barang, dua orang individu bertukar rasa percaya, dan menjalin relasi yang lebih dari sekedar "penjual-pembeli". Relasi sebagai teman inilah yang sering menjadikan mereka begitu erat satu sama lain.

Mereka pun telah memiliki sistem kebahasaan yang disebut bahasa Muyu. Dalam suku bangsa Muyu atau Kati terdapat sejumlah sub suku dengan wilayahnya masing-masing. Jumlahnya ada delapan, antara lain: Sub suku Kamindip, Sub suku Okpari, Sub suku Kakaib, Sub suku Are, Sub suku Kasaut, Sub suku Jonggom, Sub suku Ninggrum, Sub suku Kawibtet, Sub Suku Kawiptet. Orang Muyu sangatlah sedikit. Saat ini suku Muyu telah berkembang dengan pesat. Jumlah penduduknya ribuan orang.

Pada tahun 1980-an banyak di antara mereka yang mengungsi ke PNG di tanah orang, warga Boven Digoel dari suku Muyu ini hidup seadanya. Beberapa anak tidak dapat mengenyam bangku sekolah sewajarnya. Karena mereka tinggal di kampung, dulu paling banyak di sekitar Kiongga, daerah yang berbatasan langsung dengan Distrik Waropko, Boven Digoel.


Via Kaskus

Mengenal Bisnis Organic Farming di Jerman

Posted: 15 Apr 2014 05:23 AM PDT



Jerman sebagai salah satu negara maju di Eropa dengan segala kelebihannya menjadi salah satu negara role model dalam berbagai bidang, baik teknologi, industri, ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan termasuk juga di bidang pertanian. Kamis, 27 Maret 2014 lalu 28 mahasiswa S2 program Sustainable International Agriculture dari University of Göttingen-Jerman yang berasal dari berbagai negara (Indonesia, Jerman, Spanyol, Mexico, Republik Dominika, Bolivia, China, Nigeria, Ghana, Syiria, dan Bangladesh) berkesempatan mengikuti program ekskursi dengan mengunjungi usaha bisnis yang bergerak dalam bidang pertanian dan peternakan berkonsep pertanian organik. Usaha bisnis pertanian organik ini bernama 'Bioland: Antonius-Hof', terletak di kota Fulda yang berjarak 485 km dari Berlin, ibu kota Jerman. 'Bioland: Antonius-Hof' dijuluki sebagai "one of the biggest organic farming in Hessen" dengan total luas area 375 ha. Usaha ini didukung dengan ketersedian 106 ekor sapi perah jenis Bavarian Fleckvieh, 535 ekor babi, dan 50 ekor ayam petelur, sedangkan, kegiatan bisnis tanaman pangan utama adalah produksi kentang organik yang mencapai 700 ton per tahunnya. Usaha bisnis tanaman pangan lainnya meliputi sayuran organik, wortel organik, buncis organik, dan lainnya. Aktivitas bisnis pertanian organik di 'Bioland: Antonius-Hof' ini sangat inovatif. Konsepnya pun terbilang cukup unik dan menarik.

Konsep pertama

Para pekerja di 'Bioland: Antonius-Hof':



Hal menarik pertama adalah konsep human resource empowerment, dipastikan hampir semua lini kerja produksi dan pengolahan menggunakan mesin dengan teknologi yang mumpuni, tetapi uniknya tidak serta merta mengesampingkan penggunaan tenaga manusia. Peralatan mesin yang digunakan tetap mendukung pemberdayaan sumber daya manusia, sehingga tetap memungkinkan membuka peluang lapangan pekerjaan. Sebagai contoh ilustrasi, produksi dan pengolahan Bio Potatoes (kentang organik) menggunakan mesin sortasi untuk pemilihan kualitas kentang dan mesin vacuum untuk pengemasan yang tetap terintegrasi dengan tenaga manusia. Mesin-mesin yang digunakan hanya untuk meningkatkan efisiensi produksi, namun tenaga manusia masih sangat dibutuhkan untuk menyeleksi produk secara lebih teliti untuk menjaga kualitas dan keseragaman ukuran produk dari kentang organik.

Proses pengolahan kentang organik:

Sebagai informasi tambahan, terdapat dua jenis produk kentang organik yang dijual secara komersil oleh 'Bioland: Antonius-Hof' yaitu, kentang kelas premium dan kentang kupas yang di-vacuum. Perbedaan dari kedua jenis produk ini, yaitu kentang premium biasanya berukuran besar dan seragam dengan tekstur kulit yang relatif bagus. Setelah dibersihkan lalu langsung dikemas dengan jaring plastik sebelum akhirnya dipasarkan kepada konsumen di pasar, supermarket, dan retail. Sementara, kentang kupas adalah kentang dengan ukuran kecil dan tidak seragam serta tekstur kulit yang tidak bagus, sehingga dilakukan proses peeling (pengupasan) dan selanjutnya di-vacuum agar kentang tahan lama dan tidak berubah warna ketika terkena udara, serta dipasarkan untuk konsumen kantin-kantin perkantoran, rumah sakit, asrama, dan sekolah-sekolah.

Konsep kedua

Produk kentang organik 'Bioland: Antonius-Hof':



Hal menarik kedua dari bisnis pertanian organik 'Bioland: Antonius-Hof' adalah menyelaraskan bisnis pertanian dan peternakan yang dikenal dengan konsep integrated farming. Cabang bisnis dalam produksi tanaman (Bio Potatoes, Bio Vegetables, Bio Carrots, Bio Beans, dan lainnya) diselaraskan dengan cabang bisnis peternakan (sapi perah, ternak babi, dan ayam petelur). Sebagai contoh, sisa-sisa sampah hasil pengupasan kulit kentang dan hasil sayur-sayuran organik yang kurang bagus tidak dibuang begitu saja, tetapi diolah kembali menjadi pakan ternak. Konsep integrated farming ini dinilai cukup berhasil, selain dapat meminimalkan biaya pakan ternak, juga sebagai tambahan nutrisi bagi ternak agar lebih produktif. Sapi perah organik di tempat ini rata-rata menghasilkan 26 liter susu per harinya. Selain itu, hasil pembuangan kotoran dari ternak-ternak di tempat ini diolah kembali menjadi pupuk organik untuk tanaman pertanian. Inovasi zero waste yang dilakukan 'Bioland: Antonius-Hof' dalam memanfaatkan sampah-sampah organik membuatnya mendapat sertifikasi dari Global Good Agricultural Practices (GlobalGAP) sebagai bisnis yang ramah lingkungan.

Konsep ketiga

Pemberian pakan ternak dari pengolahan sampah organik:


Hal menarik ketiga dari bisnis pertanian organik 'Bioland: Antonius-Hof' adalah konsep social farming yang diterapkan. Banyak tunagrahita (penyandang keterbelakangan mental) menjadi pekerja tetap di 'Bioland: Antonius-Hof' ini, jumlahnya bahkan mencapai 60 orang.

Para pekerja tunagrahita yang sudah diberikan keterampilan bekerja:



Siapa yang menyangka, para tunagrahita ini terlihat sungguh sangat terampil dalam menjalankan pekerjaannya. Peter Linz, manajer dari 'Bioland: Antonius-Hof', menyampaikan bahwa para tunagrahita ini telah diberikan pelatihan terlebih dahulu sebelumnya. Mereka diberikan gaji secara profesional setiap bulannya. Selain itu, mereka pun disediakan tempat tinggal oleh manajemen perusahaan. Namun, penyediaan tempat tinggal ini hanya bersifat sementara sampai mereka mampu hidup secara mandiri. Uniknya pemberdayaan para tunagrahita ini tidak sedikitpun mengurangi produktifitas usaha ataupun mengganggu jalannnya aktivitas bisnis perusahaan.

Pekerja tunagrahita yang sedang aktif bekerja:


Salah satu kuncinya adalah memberikan kepercayaan dan membangun komunikasi secara kekeluargaan. Alhasil, bisnis pertanian organik dengan konsep social farming ini sudah berjalan lebih dari 25 tahun dengan cabang bisnis yang semakin beragam. Bisnis social farming seperti ini memiliki keistimewaan tersendiri, selain mendapat profit usaha juga sebagai upaya pemberdayaan masyarakat (community development). 'Bioland: Antonius-Hof' pun mendapatkan sertifikasi dari GlobalGAP karena memberikan perlindungan bagi pekerjanya (employee protection).

Suasana keramahan pekerja di 'Bioland: Antonius-Hof':




Seluruh mahasiswa yang berkesempatan hadir pada program ekskursi kali ini merasakan banyak manfaat dan pengalaman berharga mengenai bisnis pertanian organik, karena dapat belajar banyak dari konsep socially-integrated-organic farming yang dilakukan 'Bioland: Antonius-Hof' yang sangat sukses di Jerman. Diharapkan konsep-konsep unik, menarik dan inovatif ini dapat diterapkan di negara masing-masing yang mengikuti ekskursi kali ini, termasuk di Indonesia tentunya. Semoga tulisan ini dapat menjadi pemberi motivasi bagi para pencinta bisnis pertanian dengan optimisme tinggi bisnis pertanian Indonesia akan lebih maju ke depannya. Jayalah terus pertanian Indonesia!

Via Kaskus

Cara Ganti Layar Samsung Galaxy S2

Posted: 15 Apr 2014 04:46 AM PDT

Samsung Galaxy S2 sangat rawan sekali kalau terjatuh dan layar rusak, sehingga kita juga harus mengeluarkan uang yang cukup mahal untuk memperbaiki hp anda nantinya.
e-MoHolic memberikan cara memperbaiki sendiri mengganti layar dan case yang rusak untuk samsung galaxy S anda dengan hanya melihat tutorial video yang kami berikan di bawah ini.

Samsung Galaxy S2 i9100 Screen Repair

Product no.: SAMS2REP
£99.00
 
Untuk itu anda tinggal membeli layar sendiri dan anda bisa pasang sendiri dirumah. Oke langsung saja lihat di bawah ini tutorial video cara mengganti layar samsung galaxy S2 anda yang rusak akibat pecah.

Video Mengganti Layar Samsung Galaxy S2 Rusak :



Cara Ganti EMMC Samsung Galaxy S3

Posted: 15 Apr 2014 04:09 AM PDT


Berikut adalah video cara memperbaiki galaxy S3 yang rusak EMMC. Silahkan disimak cara mengganti IC EMMC S3


Via Youtube

{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }

Posting Komentar